pengertian teknik industri image
MUHAMMAD A
Nanti aku kasih bintang 5.
1. Jelaskan pengertian bioteknologi
2. Jelaskan ilmu yang mendukung bioteknologi
3. Jelaskan bioteknologi modern dan ciri2 bioteknologi modern
4. Jelaskan bioteknologi konvensional tuliskan pula ciri2nya.
5. Contoh produk bioteknologi modern
6. Tuliskan pemanfaatan bioteknologi modern di bidang farmasi atau kedokteran, pertanian, peternakan, pengolahan limbah, bahan bakar alternatif
Answer
ginii..
saya juga lagi pelajarin ini nih
pelajaran kelas XII SMA kan?
semoga masih inget
1. bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip rekayasa
genetika terhadap mikroorganisme, sistem, atau proses
biologis untuk menghasilkan atau mengingkatkan potensi
mikroorganisme maupun menghasilkan produk dan jasa
bagi kepentingan hidup manusia.
2. ilmu yang mendukung : biologi molekular, mikrobiologi,
genetika, dsb
3. bioteknologi konvensional (sederhana) : bioteknologi
yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan,seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses
yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi,
hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya
termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap
sebagai bioteknologi masa lalu.
4. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional,
yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung
dan belum tahu adanya penggunaan enzim
5. ex : kedelai --> rhizopus oligosporus --> tempe
kedelai --> aspergillus wentii --> kecap
kedelai --> neurospora crasasa --> oncom
susu --> penicillium camemberti --> keju
susu --> lactobacillus bulgaricus --> yogurt
air kelapa --> acetobacter xylinum --> nata de coco
dsb
6. - Bioteknologi bidang pertanian
Dewasa ini perkembangan industri maju dengan pesat.
Akibatnya, banyak lahan pertanian yang tergeser, lebih-lebih di
daerah sekitar perkotaan. Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian
harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Untuk mendukung hal tersebut, dewasa ini telah dikembangkan
bioteknologi di bidang pertanian. Beberapa penerapan bioteknologi
pertanian sebagai berikut.
1) Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen
Nitrogen (N2) merupakan unsur esensial dari protein DNA
dan RNA. Pada tumbuhan polong-polongan sering ditemukan nodul
pada akarnya. Di dalam nodul tersebut terdapat bakteri Rhizobium
yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara, sehingga tumbuhan
polong-polongan dapat mencukupi kebutuhan nitrogennya sendiri.
Dengan bioteknologi, para peneliti mencoba mengembangkan
agar bakteri Rhizobium dapat hidup di dalam akar selain tumbuhan
polong-polongan. Di samping, itu juga berupaya meningkatkan
kemampuan bakteri dalam mengikat nitrogen dengan teknik
rekombinasi gen.
Kedua upaya di atas dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan
penggunaan pupuk nitrogen yang dewasa ini banyak
digunakan di lahan pertanian dan menimbulkan efek samping yang
merugikan.
2) Pembuatan tumbuhan tahan hama
Tanaman yang tahan hama dapat dibuat melalui rekayasa
genetika dengan rekombinasi gen dan kultur sel. Contohnya, untuk
mendapatkan tanaman kentang yang kebal penyakit maka diperlukan
gen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen tersebut, kemudian
disisipkan pada sel tanaman kentang. Sel tanaman kentang
tersebut, kemudian ditumbuhkan menjadi tanaman kentang yang
tahan penyakit. Selanjutnya tanaman kentang tersebut dapat diperbanyak
dan disebarluaskan.
- Bioteknologi bidang peternakan
Dengan bioteknologi dapat dikembangkan produk-produk
peternakan. Produk tersebut, misalnya berupa hormon pertumbuhan
yang dapat merangsang pertumbuhan hewan ternak. Dengan
rekayasa genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan
buatan atau BST (Bovin Somatotropin Hormon). Hormon tersebut
direkayasa dari bakteri yang, jika diinfeksikan pada hewan dapat
mendorong pertumbuhan dan menaikkan produksi susu sampai
20%.
- Bioteknologi bahan bakar masa depan
Kamu sudah mengetahui bahwa bahan bakar minyak
termasuk sumber daya yang tidak bisa diperbarui. Oleh karena itu,
suatu saat akan habis. Hal itu merupakan tantangan bagi para
ilmuwan untuk menemukan bahan bakar pengganti yang diproduksi
melalui bioteknologi.
Saat ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi
dari fermentasi limbah, yaitu gasbio (metana) dan gasahol
(alkohol).
Alternatif bahan bakar masa depan untuk menggantikan
minyak, antara lain adalah biogas dan gasohol. Biogas dibuat dalam
fase anaerob dalam fermentasi limbah kotoran makhluk hidup. Pada
fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang dibakar dan digunakan
untuk bahan bakar.
Di negara Cina, dan India terdapat beberapa kelompok masyarakat
yang hidup di desa yang telah menerapkan teknologi
fermenter gasbio untuk menghasilkan metana. Bahan baku teknologi
fermenter tersebut adalah feses hewan, daun-daunan, kertas,
dan lain-lain yang akan diuraikan oleh bakteri dalam fermenter.
Sedangkan teknologi gasohol telah dikembangkan oleh
negara Brazil sejak harga minyak meningkat sekitar tahun 1970.
Gasohol dihasilkan dari fermentasi kapang terhadap gula tebu yang
melimpah. Gasohol bersifat murah, dapat diperbarui dan tidak
menimbulkan polusi.
ginii..
saya juga lagi pelajarin ini nih
pelajaran kelas XII SMA kan?
semoga masih inget
1. bioteknologi adalah pemanfaatan prinsip rekayasa
genetika terhadap mikroorganisme, sistem, atau proses
biologis untuk menghasilkan atau mengingkatkan potensi
mikroorganisme maupun menghasilkan produk dan jasa
bagi kepentingan hidup manusia.
2. ilmu yang mendukung : biologi molekular, mikrobiologi,
genetika, dsb
3. bioteknologi konvensional (sederhana) : bioteknologi
yang memanfaatkan mikroorganisme untuk
memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan,seperti tempe, tape, oncom, dan kecap.
Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses
yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi,
hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya
termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap
sebagai bioteknologi masa lalu.
4. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional,
yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung
dan belum tahu adanya penggunaan enzim
5. ex : kedelai --> rhizopus oligosporus --> tempe
kedelai --> aspergillus wentii --> kecap
kedelai --> neurospora crasasa --> oncom
susu --> penicillium camemberti --> keju
susu --> lactobacillus bulgaricus --> yogurt
air kelapa --> acetobacter xylinum --> nata de coco
dsb
6. - Bioteknologi bidang pertanian
Dewasa ini perkembangan industri maju dengan pesat.
Akibatnya, banyak lahan pertanian yang tergeser, lebih-lebih di
daerah sekitar perkotaan. Di sisi lain kebutuhan akan hasil pertanian
harus ditingkatkan seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk.
Untuk mendukung hal tersebut, dewasa ini telah dikembangkan
bioteknologi di bidang pertanian. Beberapa penerapan bioteknologi
pertanian sebagai berikut.
1) Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen
Nitrogen (N2) merupakan unsur esensial dari protein DNA
dan RNA. Pada tumbuhan polong-polongan sering ditemukan nodul
pada akarnya. Di dalam nodul tersebut terdapat bakteri Rhizobium
yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara, sehingga tumbuhan
polong-polongan dapat mencukupi kebutuhan nitrogennya sendiri.
Dengan bioteknologi, para peneliti mencoba mengembangkan
agar bakteri Rhizobium dapat hidup di dalam akar selain tumbuhan
polong-polongan. Di samping, itu juga berupaya meningkatkan
kemampuan bakteri dalam mengikat nitrogen dengan teknik
rekombinasi gen.
Kedua upaya di atas dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan
penggunaan pupuk nitrogen yang dewasa ini banyak
digunakan di lahan pertanian dan menimbulkan efek samping yang
merugikan.
2) Pembuatan tumbuhan tahan hama
Tanaman yang tahan hama dapat dibuat melalui rekayasa
genetika dengan rekombinasi gen dan kultur sel. Contohnya, untuk
mendapatkan tanaman kentang yang kebal penyakit maka diperlukan
gen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen tersebut, kemudian
disisipkan pada sel tanaman kentang. Sel tanaman kentang
tersebut, kemudian ditumbuhkan menjadi tanaman kentang yang
tahan penyakit. Selanjutnya tanaman kentang tersebut dapat diperbanyak
dan disebarluaskan.
- Bioteknologi bidang peternakan
Dengan bioteknologi dapat dikembangkan produk-produk
peternakan. Produk tersebut, misalnya berupa hormon pertumbuhan
yang dapat merangsang pertumbuhan hewan ternak. Dengan
rekayasa genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan hewan
buatan atau BST (Bovin Somatotropin Hormon). Hormon tersebut
direkayasa dari bakteri yang, jika diinfeksikan pada hewan dapat
mendorong pertumbuhan dan menaikkan produksi susu sampai
20%.
- Bioteknologi bahan bakar masa depan
Kamu sudah mengetahui bahwa bahan bakar minyak
termasuk sumber daya yang tidak bisa diperbarui. Oleh karena itu,
suatu saat akan habis. Hal itu merupakan tantangan bagi para
ilmuwan untuk menemukan bahan bakar pengganti yang diproduksi
melalui bioteknologi.
Saat ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi
dari fermentasi limbah, yaitu gasbio (metana) dan gasahol
(alkohol).
Alternatif bahan bakar masa depan untuk menggantikan
minyak, antara lain adalah biogas dan gasohol. Biogas dibuat dalam
fase anaerob dalam fermentasi limbah kotoran makhluk hidup. Pada
fase anaerob akan dihasilkan gas metana yang dibakar dan digunakan
untuk bahan bakar.
Di negara Cina, dan India terdapat beberapa kelompok masyarakat
yang hidup di desa yang telah menerapkan teknologi
fermenter gasbio untuk menghasilkan metana. Bahan baku teknologi
fermenter tersebut adalah feses hewan, daun-daunan, kertas,
dan lain-lain yang akan diuraikan oleh bakteri dalam fermenter.
Sedangkan teknologi gasohol telah dikembangkan oleh
negara Brazil sejak harga minyak meningkat sekitar tahun 1970.
Gasohol dihasilkan dari fermentasi kapang terhadap gula tebu yang
melimpah. Gasohol bersifat murah, dapat diperbarui dan tidak
menimbulkan polusi.
pengertian poster !!!!!!!!!?
Q. pengertiannya poster tu apa yaw..yg lengkap...
thanks
thanks
Answer
Poster adalah kelanjutan dari sejarah orang ramai. Bentuk ini adalah teladan terbaik dari seni rupa pasca-auratik ketika aura yang pernah terasa hadir dalam lukisan sebagai ikon religius lenyap, ketika seni rupa jadi barang kebanyakan semenjak lahirnya teknik reproduksi. Walter Benjamin sangat termasyhur dalam membahas soal ini dan saya tak akan mengulanginya di sini.
Yang agaknya perlu dicatat ialah bahwa poster tak akan menemukan bentuknya seperti sekarang seandainya tak ada kehidupan politik yang makin demokratis, gerakan-gerakan revolusioner, dan dorongan-dorongan modal dan kekuasaan yang menderu-deru sejak abad ke-19. Zaman ini juga lahirnya massa sebagai bagian sentral masyarakat.
Tapi massa atau orang ramai tak selamanya merupakan sumber; mereka juga sasaran. Memang benar, sebagaimana disebut dalam Political Graphics, yang disusun Robert Philippe, berbeda dari buku, gambar cetakan pada hakikatnya bersekutu dengan cita-cita rakyat, berada di pihak oposisi, dan sedikit demi sedikit membentuk ikonografi sebuah Kitab Suci sosial. Bagi si miskin, kata Philippe, gambar cetakan adalah sebuah buku doa tentang pembalasan imajiner.
Phillipe terutama berbicara tentang kartun dan karikatur dalam surat kabar, yang mencemooh raja dan para petinggi. Terkadang poster yang disebarkan oleh kaum revolusioner di kalangan buruh juga mengandung semangat populis yang sama. Le Petit Sou karya Steinlen, poster yang dibuat di tahun 1900, adalah contohnya: seorang gadis bergaun merah longgar bagaikan toga, dengan ikat kepala yang menyala dan mata yang nyalang serta mulut yang berseru, memimpin sebuah serbuan kaum proletar.
Yang tak d**emukakan Phillipe ialah bahwa sejarah poster tak selamanya menampilkan amarah dari bawah. Atau setidaknya ada suatu masa ketika batas jadi kabur antara suara populis dan suara kekuasaan. Masa itu abad ke-20, ketika tak jelas lagi sejauh mana buku doa orang yang papa berbeda dari, bahkan bertentangan dengan, seruan yang datang dari yang di atas takhta. Terutama ketika kata demokrasi, yang menyatakan diri sebagai pemerintahan oleh rakyat, dipakai di mana-mana, sementara kata rakyat tak selalu jelas apa artinya.
Kerancuan ini adalah gejala poster abad ke-20 di mana saja, tapi yang lahir di Uni Soviet merupakan contoh terbaik tentang hal itu.
Poster
Sebab, poster yang berkembang di Rusia setelah Revolusi Oktober 1917 tak dapat dilepaskan dari kontradiksi yang terkandung dalam Revolusi Leninis itu. Marxisme-nya meramalkan sebuah transformasi sejarah oleh kaum buruh ketika kapitalisme berkembang jauh hingga kaum proletar merupakan mayoritas sebuah mayoritas yang akan mengambil alih kekuasaan di saat kapitalisme itu rontok bagaikan buah yang matang membusuk. Tapi di awal abad ke-20 itu, tak tampak tanda-tanda kapitalisme hampir runtuh. Lebih penting lagi: di Rusia yang masih terbatas industri dan perkembangan kapitalismenya, kaum buruh belum hadir sebagai mayoritas. Kondisi obyektif belum siap untuk sebuah revolusi Marxis.
Maka revolusi Leninis yang berlangsung di Rusia bertolak dari formula Lenin: perebutan kekuasaan untuk menegakkan masyarakat sosialis bisa dilakukan bukan oleh kaum buruh sendiri, melainkan oleh para kader Partai Komunis. Para kader ini orang-orang yang profesional dalam revolusi, dengan tambahan: mereka dibentuk atau membentuk diri dengan kesadaran kelas buruh. Dalam formula Lenin, peran Partai dalam revolusi itu demikian pentingnya hingga melebihi peran kaum buruh sendiri. Atas nama kaum proletar, Partai menjalankan kediktatoran dalam proses revolusioner dari tahap ke tahap. Dan tentu saja Partai akhirnya berarti pimpinan Partai.
Maka, suara buruh, atau lebih luas lagi suara rakyat, praktis diterjemahkan sebagai suara pimpinan Partai. Yang dari bawah, dari massa, akhirnya tak terdengar. Itu sebabnya Rosa Luxemburg, tokoh sosialis Jerman itu, mengkritik Partai model Lenin sebagai kekuasaan yang membuat massa hanya bergerak secara mekanis atas komando sang pemimpin, seperti sebuah tentara berbaris dalam parade.
Poster yang diproduksikan dalam proses revolusioner itu tak urung mencerminkan sebuah paradoks: di satu pihak, seni rupa membawakan semangat revolusioner dari bawah; di lain pihak, seni rupa datang berkat komando sang pemimpin. Pelbagai gerakan kesenian yang lahir di Rusia di awal revolusi tak melihat paradoks itu, atau mereka tak memandangnya sebagai sesuatu yang mengganggu; mereka yakin bahwa komando adalah sebuah keniscayaan dalam revolusi.
Buku Totalitarian Art, yang ditulis oleh Igor Golomstock, yang pernah bekerja pada Institut Desain Industri di Moskow, menggambarkan keyakinan masa itu dengan rinci. Ia mengutip penyair Mayakoswki, yang aktif dalam gerakan seni rupa itu, ketika menyerang mereka yang menentang kediktatoran selera oleh negara. Atau pernyataan para tokoh Proletkult (kebudayaan proletariat), terutama Aleksei Gastev, yang bicara tentang peran seni rupa sebagai alat rekayasa sosial dan konstruksi jiwa. Atau suara kaum Futuris Ru
Poster adalah kelanjutan dari sejarah orang ramai. Bentuk ini adalah teladan terbaik dari seni rupa pasca-auratik ketika aura yang pernah terasa hadir dalam lukisan sebagai ikon religius lenyap, ketika seni rupa jadi barang kebanyakan semenjak lahirnya teknik reproduksi. Walter Benjamin sangat termasyhur dalam membahas soal ini dan saya tak akan mengulanginya di sini.
Yang agaknya perlu dicatat ialah bahwa poster tak akan menemukan bentuknya seperti sekarang seandainya tak ada kehidupan politik yang makin demokratis, gerakan-gerakan revolusioner, dan dorongan-dorongan modal dan kekuasaan yang menderu-deru sejak abad ke-19. Zaman ini juga lahirnya massa sebagai bagian sentral masyarakat.
Tapi massa atau orang ramai tak selamanya merupakan sumber; mereka juga sasaran. Memang benar, sebagaimana disebut dalam Political Graphics, yang disusun Robert Philippe, berbeda dari buku, gambar cetakan pada hakikatnya bersekutu dengan cita-cita rakyat, berada di pihak oposisi, dan sedikit demi sedikit membentuk ikonografi sebuah Kitab Suci sosial. Bagi si miskin, kata Philippe, gambar cetakan adalah sebuah buku doa tentang pembalasan imajiner.
Phillipe terutama berbicara tentang kartun dan karikatur dalam surat kabar, yang mencemooh raja dan para petinggi. Terkadang poster yang disebarkan oleh kaum revolusioner di kalangan buruh juga mengandung semangat populis yang sama. Le Petit Sou karya Steinlen, poster yang dibuat di tahun 1900, adalah contohnya: seorang gadis bergaun merah longgar bagaikan toga, dengan ikat kepala yang menyala dan mata yang nyalang serta mulut yang berseru, memimpin sebuah serbuan kaum proletar.
Yang tak d**emukakan Phillipe ialah bahwa sejarah poster tak selamanya menampilkan amarah dari bawah. Atau setidaknya ada suatu masa ketika batas jadi kabur antara suara populis dan suara kekuasaan. Masa itu abad ke-20, ketika tak jelas lagi sejauh mana buku doa orang yang papa berbeda dari, bahkan bertentangan dengan, seruan yang datang dari yang di atas takhta. Terutama ketika kata demokrasi, yang menyatakan diri sebagai pemerintahan oleh rakyat, dipakai di mana-mana, sementara kata rakyat tak selalu jelas apa artinya.
Kerancuan ini adalah gejala poster abad ke-20 di mana saja, tapi yang lahir di Uni Soviet merupakan contoh terbaik tentang hal itu.
Poster
Sebab, poster yang berkembang di Rusia setelah Revolusi Oktober 1917 tak dapat dilepaskan dari kontradiksi yang terkandung dalam Revolusi Leninis itu. Marxisme-nya meramalkan sebuah transformasi sejarah oleh kaum buruh ketika kapitalisme berkembang jauh hingga kaum proletar merupakan mayoritas sebuah mayoritas yang akan mengambil alih kekuasaan di saat kapitalisme itu rontok bagaikan buah yang matang membusuk. Tapi di awal abad ke-20 itu, tak tampak tanda-tanda kapitalisme hampir runtuh. Lebih penting lagi: di Rusia yang masih terbatas industri dan perkembangan kapitalismenya, kaum buruh belum hadir sebagai mayoritas. Kondisi obyektif belum siap untuk sebuah revolusi Marxis.
Maka revolusi Leninis yang berlangsung di Rusia bertolak dari formula Lenin: perebutan kekuasaan untuk menegakkan masyarakat sosialis bisa dilakukan bukan oleh kaum buruh sendiri, melainkan oleh para kader Partai Komunis. Para kader ini orang-orang yang profesional dalam revolusi, dengan tambahan: mereka dibentuk atau membentuk diri dengan kesadaran kelas buruh. Dalam formula Lenin, peran Partai dalam revolusi itu demikian pentingnya hingga melebihi peran kaum buruh sendiri. Atas nama kaum proletar, Partai menjalankan kediktatoran dalam proses revolusioner dari tahap ke tahap. Dan tentu saja Partai akhirnya berarti pimpinan Partai.
Maka, suara buruh, atau lebih luas lagi suara rakyat, praktis diterjemahkan sebagai suara pimpinan Partai. Yang dari bawah, dari massa, akhirnya tak terdengar. Itu sebabnya Rosa Luxemburg, tokoh sosialis Jerman itu, mengkritik Partai model Lenin sebagai kekuasaan yang membuat massa hanya bergerak secara mekanis atas komando sang pemimpin, seperti sebuah tentara berbaris dalam parade.
Poster yang diproduksikan dalam proses revolusioner itu tak urung mencerminkan sebuah paradoks: di satu pihak, seni rupa membawakan semangat revolusioner dari bawah; di lain pihak, seni rupa datang berkat komando sang pemimpin. Pelbagai gerakan kesenian yang lahir di Rusia di awal revolusi tak melihat paradoks itu, atau mereka tak memandangnya sebagai sesuatu yang mengganggu; mereka yakin bahwa komando adalah sebuah keniscayaan dalam revolusi.
Buku Totalitarian Art, yang ditulis oleh Igor Golomstock, yang pernah bekerja pada Institut Desain Industri di Moskow, menggambarkan keyakinan masa itu dengan rinci. Ia mengutip penyair Mayakoswki, yang aktif dalam gerakan seni rupa itu, ketika menyerang mereka yang menentang kediktatoran selera oleh negara. Atau pernyataan para tokoh Proletkult (kebudayaan proletariat), terutama Aleksei Gastev, yang bicara tentang peran seni rupa sebagai alat rekayasa sosial dan konstruksi jiwa. Atau suara kaum Futuris Ru
Powered By Info Bermanfaat
Update Forex 2013
Artikel Ekonomi
0 komentar :
Posting Komentar